27.8.09

Enigmatic Malaysia or/and Indonesia ?

        Akhir-akhir ini banyak isu beredar tentang budaya asli Indonesia yang diakui milik Malaysia. Batik, Keris, Lagu daerah maluku 'Rasa Sayang Sayange', dan beragam lagi lainnya. Hal ini memicu ketegangan antara kedua negara. Bahkan publik Indonesia yg merasa panas dengan hal ini membuat sebuah blog malingsia yg menurut sang author isinya mengupas kejelekan-kejelekan malaysia. pelesetan 'malingsia' ini dapat bermakna suka mencuri. Seperti inilah quote mereka: “Berhati-hatilah dengan kata-kata serumpun mereka, karena mereka akan menikam dari belakang”. Kepanasan antar dua negara serumpun ini mencapai klimaksnya ketika Tari tradisional Indonesia yaitu, Tari Pendet yg merupakan tari selamat datang masyarakat Bali,  muncul dalam iklan promosi wisata, enigmatic malaysia yg ditayangkan  oleh Discovery Channel. (Terkait dengan hal ini, pemerintah malaysia telah meminta maaf dan menjelaskan bahwa iklan ini dibuat oleh sebuah rumah produksi bukan pemerintah malaysia. Discovery Channel pun telah meminta maaf dan menarik iklan ini.)



        Jika kita melihat peta dunia, Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara Asia yg berdekatan letaknya. Sejak lama kedua negara menjalin hubungan baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Disaat Malaysia membutuhkan tenaga pendidik untuk meningkatkan kemampuan intelektual masyarakatnya, Indonesia pun ikut membantu dengan mengirimkan tenaga pengajar lokal. Seiring dengan pesatnya kemajuan iptek, kedua negara ini berjalan berdampingan agar tidak tertinggal dari negara-negara lain. Banyak pelajar malaysia yang belajar di universitas-universitas di Indonesia, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ekonomi, tak dapat dipungkiri kalau warga Indonesia banyak yg mengadu nasibnya di negeri jiran tersebut sebagai TKI.
        Hal ini secara tidak langsung berdampak pada pertukaran budaya antara kedua negara yg kental dengan unsur melayu itu.
        Para pekerja, tenaga bantu dan pelajar Indonesia yg tinggal di sana merindukan budaya Indonesia dan disadari atau tidak mereka mempertunjukan budaya itu kepada khalayak malaysia serta meninggalkan jejak kebudayaan itu di sana. Masyarakat malaysia, yg juga memiliki darah melayu, tertarik melihatnya dan kemudian mempelajarinya hingga mereka jatuh cinta pada kebudayaan asli Indonesia yg mungkin hampir mirip dengan kebudayaan mereka. Tak pelik, akulturasi ini membuat kedua negara sulit untuk memisahkan manakah milik si A dan si B. Tertukar, tercampur, sepertinya tak akan ada bedanya... Toh keduanya sama-sama memiliki unsur melayu dalam histori budaya.
    Seperti si kembar yg memiliki barang yg sama dan pergi dengan style dan baju yg sama. Sulit untuk menentukan mana si A dan mana si B, dan terkadang seperti tak ada batas antara keduanya. Walaupun si kembar memiliki banyak kesamaan, pada dasarnya mereka menjalani kehidupan yg berbeda. Ada kalanya mereka membutuhkan satu sama lain tetapi tak jarang mereka bertengkar memperebutkan mainan, bahkan hingga bermusuhan.
    Terlepas dari itu semua, dua negara serumpun ini telah membuat sejarah bersama dan menorehkan kehebatan mereka di panggung dunia. Hal yg tak dapat dipungkiri, kedakatan dan hubungan yg terjalin dengan sangat apik memang sulit untuk di jaga. Namun, Simbiosis Mutualisme antara kedua negara ini telah berjalan dengan sangat baik. Dan... bukankah ini yg memang diharapkan oleh semua negara ?

27.8.09

Enigmatic Malaysia or/and Indonesia ?

        Akhir-akhir ini banyak isu beredar tentang budaya asli Indonesia yang diakui milik Malaysia. Batik, Keris, Lagu daerah maluku 'Rasa Sayang Sayange', dan beragam lagi lainnya. Hal ini memicu ketegangan antara kedua negara. Bahkan publik Indonesia yg merasa panas dengan hal ini membuat sebuah blog malingsia yg menurut sang author isinya mengupas kejelekan-kejelekan malaysia. pelesetan 'malingsia' ini dapat bermakna suka mencuri. Seperti inilah quote mereka: “Berhati-hatilah dengan kata-kata serumpun mereka, karena mereka akan menikam dari belakang”. Kepanasan antar dua negara serumpun ini mencapai klimaksnya ketika Tari tradisional Indonesia yaitu, Tari Pendet yg merupakan tari selamat datang masyarakat Bali,  muncul dalam iklan promosi wisata, enigmatic malaysia yg ditayangkan  oleh Discovery Channel. (Terkait dengan hal ini, pemerintah malaysia telah meminta maaf dan menjelaskan bahwa iklan ini dibuat oleh sebuah rumah produksi bukan pemerintah malaysia. Discovery Channel pun telah meminta maaf dan menarik iklan ini.)



        Jika kita melihat peta dunia, Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara Asia yg berdekatan letaknya. Sejak lama kedua negara menjalin hubungan baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Disaat Malaysia membutuhkan tenaga pendidik untuk meningkatkan kemampuan intelektual masyarakatnya, Indonesia pun ikut membantu dengan mengirimkan tenaga pengajar lokal. Seiring dengan pesatnya kemajuan iptek, kedua negara ini berjalan berdampingan agar tidak tertinggal dari negara-negara lain. Banyak pelajar malaysia yang belajar di universitas-universitas di Indonesia, begitu juga sebaliknya. Dalam hal ekonomi, tak dapat dipungkiri kalau warga Indonesia banyak yg mengadu nasibnya di negeri jiran tersebut sebagai TKI.
        Hal ini secara tidak langsung berdampak pada pertukaran budaya antara kedua negara yg kental dengan unsur melayu itu.
        Para pekerja, tenaga bantu dan pelajar Indonesia yg tinggal di sana merindukan budaya Indonesia dan disadari atau tidak mereka mempertunjukan budaya itu kepada khalayak malaysia serta meninggalkan jejak kebudayaan itu di sana. Masyarakat malaysia, yg juga memiliki darah melayu, tertarik melihatnya dan kemudian mempelajarinya hingga mereka jatuh cinta pada kebudayaan asli Indonesia yg mungkin hampir mirip dengan kebudayaan mereka. Tak pelik, akulturasi ini membuat kedua negara sulit untuk memisahkan manakah milik si A dan si B. Tertukar, tercampur, sepertinya tak akan ada bedanya... Toh keduanya sama-sama memiliki unsur melayu dalam histori budaya.
    Seperti si kembar yg memiliki barang yg sama dan pergi dengan style dan baju yg sama. Sulit untuk menentukan mana si A dan mana si B, dan terkadang seperti tak ada batas antara keduanya. Walaupun si kembar memiliki banyak kesamaan, pada dasarnya mereka menjalani kehidupan yg berbeda. Ada kalanya mereka membutuhkan satu sama lain tetapi tak jarang mereka bertengkar memperebutkan mainan, bahkan hingga bermusuhan.
    Terlepas dari itu semua, dua negara serumpun ini telah membuat sejarah bersama dan menorehkan kehebatan mereka di panggung dunia. Hal yg tak dapat dipungkiri, kedakatan dan hubungan yg terjalin dengan sangat apik memang sulit untuk di jaga. Namun, Simbiosis Mutualisme antara kedua negara ini telah berjalan dengan sangat baik. Dan... bukankah ini yg memang diharapkan oleh semua negara ?