3.11.09

noise

Ketika itu aku sendiri, mendengarkan alam marah.
Gelegarnya bersahutan seperti argumen mereka,
hening, lalu datang dengan mengagetkan.
Membuat aku bergetar hebat, takut
akan ditinggal sendiri.
Pojok tempat tidur, bantal, dan selimut adalah tempat berlindungku.
Tempatku berkeluhkesah, tanpa harus mendengar cerca. Pendengar setiaku.
Pelipur lara di kala senduku. teman sejatiku selalu sepanjang masa.
Bukannya aku tak suka hiruk-pikuk hanya saja aku lebih memilih diam.
Diam untuk menghindar dari cerca dan maki.
Diam lebih baik untuk merasa kesepian dalam ramai masa.
Aku lebih suka diam menutup telinga dari gelegar emosi.
Asal kau tahu, aku tak pernah lupa untuk berpura-pura dan aku tak akan pernah berpura-pura untuk lupa.

3.11.09

noise

Ketika itu aku sendiri, mendengarkan alam marah.
Gelegarnya bersahutan seperti argumen mereka,
hening, lalu datang dengan mengagetkan.
Membuat aku bergetar hebat, takut
akan ditinggal sendiri.
Pojok tempat tidur, bantal, dan selimut adalah tempat berlindungku.
Tempatku berkeluhkesah, tanpa harus mendengar cerca. Pendengar setiaku.
Pelipur lara di kala senduku. teman sejatiku selalu sepanjang masa.
Bukannya aku tak suka hiruk-pikuk hanya saja aku lebih memilih diam.
Diam untuk menghindar dari cerca dan maki.
Diam lebih baik untuk merasa kesepian dalam ramai masa.
Aku lebih suka diam menutup telinga dari gelegar emosi.
Asal kau tahu, aku tak pernah lupa untuk berpura-pura dan aku tak akan pernah berpura-pura untuk lupa.